puyang sani
Puyang adalah dialek masyarakat Sumatera Selatan untuk kata Poyang, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1991) yang artinya nenek moyang, datuk atau leluhur. Dalam mitologi masyarakat Sumatera Selatan, puyang bukan hanya diperuntukan bagi manusia, juga harimau sumatera atau satwa lainnya yang dipercaya memiliki kesaktian atau menguasai satu wilayah hutan dan rawa gambut.
Puyang Sani, dilahirkan di desa Kurungan Jiwa, marga Lubai suku 1, keresidenan Palembang - Hindia Belanda. Tanggal lahir beliau tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan analisa aplikasi Gen-i beliau diperkirakan hidup : dari tahun 1776 sampai dengan 1826 Masehi. Beliau merupakan salah satu dari nenek moyang penulis, maka penulis berusaha untuk menampilkan beberapa informasi tentang kisahnya.
Kisah Kehidupan
Puyang Sani, terlahir dari seorang Ayah bernama puyang Sekemban bin Kerinci "puyang Tande" dan Ibunda beliau belum ada informasinya. Data tentang Puyang Sani, penulis peroleh dari Benson Wajedi bin Balkanor bin Syarkowi dan adinda Milnan bin mamang Daud, mengatakan bahwa orangtua puyang Kenaraf adalah puyang Sani. Adapun siapa ibu beliau, belum datanya. Begitu juga beliau menikah dengan siapa binti siapa belum juga ada datanya.
Pada awalnya penulis, berpendapat ayahanda puyang Kenaraf adalah puyang Kenintan. Hal ini dikarenakan berdasarkan selembar keterangan tanah warisan milik puyang Segaran, terletak diperbatasan desa Kurungan Jiwa dan desa Baru Lubai. Sebelah ulu berbatasan rumah Mentari, sebelah ilir berbatasan rumah Kenintan, sebelah belakang rumah Reduli, sebelah depan jalan raya. Rumah Kenintan dihuni oleh keluarga uwak Haji Abdul Haq bin pugok Haji Abdul Wahab. Surat tersebut dibuat di desa Baru Lubai pada tanggal 2 April 1926 ditanda tangani oleh pugok Haji Hasan bin puyang Aliakim dan pugok Haji Abdul Malik.
Analisa penulis, bahwa rumah yang menjadi tempat tinggal uwak Haji Abdul Haq bin pugok Haji Abdul Wahab merupakan rumah peninggalan puyang Kenaraf bin puyang Kenintan. Ternyata analisa penulis, salah. Dan semoga tulisan ini, dapat dijadikan salah satu sumber data keluarga kita "Zuriyat puyang Tande"
Adapun informasi lainnya seperti hal-hal yang menarik, mengesankan, mengagumkan, dan menyedihkan yang pernah dialami oleh puyang Sani seorang leluhur kita tidak dapat diulas dalam bagian ini.
Akhir Hayat
Puyang Sani, meninggal dunia di desa Kurungan Jiwa, marga Lubai suku 1, keresidenan Palembang - Hindia Belanda. Namun tanggal berapa dan hari apa, belum ada datanya. Tempat makam beliau terletak di Tempat Pemakaman Umum : desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabuapaten Muara Enim - provinsi Sumatera Selatan.
Anak KeturunanData tentang anak keturunan puyang Sani bin puyang Sekemban, secara tertulis tidak ada. Namun berdasarkan penuturan kata dari para orang tua, bahwa beliau mempunyai anak keturunan yaitu :
- Puyang Kenaraf bin Sani
- Puyang Kenancal bin Sani
Komentar
Posting Komentar