puyang tande
Puyang diyakini oleh masyarakat Sumatera Selatan sebagai tokoh sakti yang merupakan sossok nenek moyang (keturunan) etnik tertentu di Sumatera Selatan. Cerita puyang umumnya menampilkan tokoh dengan penampilan luar biasa. Keluarbiasaan ditandai dengan berbagai sifat yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, di antaranya berupa tampilan sebagai manusia dengan sifat-sifat yang diidam-idamkan, yang mengherankan, atau yang menakutkan. Penampilan citra seperti itu sangat tergantung pada selera dan konteks masyarakat tempat lahirnya -puyang tersebut.
Ada sebuah makam yang selalu bersih terletak kearah lembah sungai Lubai, desa Kurungan Jiwa. Masyarakat desa setempat menyebutnya kuburan puyang Tande. Tidak jauh dari makam puyang Tande, tumbuh berbagai pohon seperti pohon Kecapi, pohon Duku, pohon Langsat, pohon Manggis danpohon Binjai. Berawal dari sebuah makam puyang Tande, penulis akan membuat suatu kisah singkat tentang beliau.
Bagi anak keturunan beliau, yang lahir dan besar di desa Kurungan Jiwa, penulis haqul yaqin mereka akan mengatakan bahwa puyang Tande adalah seseorang nenek moyang kita. Beliau melahirkan generasi saat ini dikenala dengan sebut gugok kurungan dahat. Komunitas ini banyak berdomisili dibagian arah darat desa Kurungan Jiwa, marga Lubai suku 1, kesultanan Palembang Darussalam.
Namun untuk anak keturunan beliau, yang lahir dan besar diluar desa Kurungan Jiwa, sebagian tidak tau siapa beliau. Diantaranya silsilah keluarga ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi, tentang beliau. Menurut penulis, bahwa puyang Tande bukanlah merupakan nama seseorang, melainkan hanya sebuah sebutan saja untuk menghormati seseorang leluhur. Sebab menurut adat istiadat desa Kurungan Jiwa, suatu pantang jika menyebut orang yang lebih tua. Menyebut nama ayahanda saja dianggap pantangan, apalagi menyebut nama nenek moyang. Istilah masyarakat setempat, ketulahan maksudnya kuwalat.
Siapa puyang Tande?
Untuk menelusuri siapa sesungguh nama Puyang Tande, menulis berusaha mengumpulkan data-data sebagai berikut :
- Penuturan kata dari Ibunda kami Nafisyah bin pugok Wakif, bahwa puyang Tande adalah leluhur yang melahirkan gugok kurungan dahat, termasuk kita dan nama puyang Tande sebenarnya tidak disebutkan oleh Ibunda kami.
- Penuturan kata dari adinda Milnan bin Mang Daud, bahwa puyang Tande adalah bernama Tande Mukmin dengan gelar Tuan di Pulau.
- Penuturan kata dari Benson Wajedi bin Balkanor, bahwa puyang Tande adalah bernama Kerincing / Kerinci.
Tentang keberadaan beliau, mempunyai data-data tentang beliau seperti misalnya beliau bukan asli orang Lubai, melainkan berasal dari suku Orang Komering. Informasi seperti sesungguhnya merupakan suatu data awal yang masih harus ditelusuri kevalidan nya. Unyuk menjawab pertanyaan tersebut diatas penulis, telah menghimpun data-data sebagai berikut:
- Penuturan dari kata Ibunda kami Nafisyah bin pugok Wakif, bahwa puyang Tande berasal dari Komering Ulu daerah Rasuan. Ibunda kami sering mengatakan bahwa keluarga kami, ada keturunan dari daerah Komering.
- Penuturan kata dari adinda Milnan bin Mang Daud, bahwa puyang Tande berasal dari daerah Cempaka - Komering Ulu.
- Penuluran mesin pencari google, penelusuran Makam "Muyang Tuan Di Pulau" Campang Tiga, dengan alamat situs https://www.okutimurnews.id/2017/08/penelusuran-makam-muyang-tuan-di-pulau.html, di akses tanggal 14 Mei 2020, bahwa puyang Tuan Dipulau berasal dari negeri Arab dan makamnya ada di Cempaka Tiga.
Kapan lahir dan akhir hayat puyang Tande?
Bagaimana mungkin anak keturunan beliau seperti penulis dapat mengetahui kapan beliau lahir dan meninggal dunia? Ibunda kami Nafisyah bin pugok Wakif saja, belum pernah bercerita tentang hal ini. Namun untuk memenuhi suatu data silsilah keluarga, penulis dengan menggunakan asumsi belaka. Dari generasi penulis sampai dengan beliau yaitu ada 4 generasi. Jika setiap generasi dihitung masa harapan hidupnya selama 50 tahun, maka angka lahir beliau seperti dibawah ini. Diperkirakan puyang Tande lahir pada tahun 1651 masehi dan meninggal dunia pada tahun 1711 masehi.
Mengapa puyang Tande?
Hal ini sangat tergantung dari sudut pandang, sanak saudara. Menurut sudut pandang penulis, nama puyang Tande, cukup fenomenal di desa Kurungan Jiwa. Sampai dengan saat penulis menuliskan kisah singkat puyang Tande ini, masyarakat disana masih sangat mengenal sebutan puyang Tande. Adapun mengapa kita harus mengetahui sejarah puyang Tande, seperti kisah hidup beliau misalnya dan hal-hal yang lainnya. Semuanya wujud kita sebagai anak keturunan beliau, sangat mencintai leluhurnya. Sudah sewajarnya kita sebagai anak keturunan beliau, menyakini bahwa beliau adalah asal muasal nenek moyang komunitas Kurungan Dahat. Dan puyang Tande merupakan leluhur kita, leluhur penulis, bisa jadi leluhur yang membaca tulisan ini. Mungkin saja sebagian ada yang tidak mempercayainya, bahkan ada yang tidak tetarik membaca tulisan ini. Semuanya kembali kepada sanak saudara memandangnya, penulis hanya ingin berbagi sedikit informasi tentang beliau.
Kesimpulan
Penulis membuat suatu kesimpulan berdasarkan uraian diatas sebagai berikut :
- Bahwa puyang Tande merupakan sebutan anak keturunan kepada beliau sebagai leluhur yang dihormati. Adapun secara pasti tidak ada yang tahu nama beliau, namun demikian sebagai generasi penerus beliau kita harus selalu mengingat sebutan nama beliau yaitu puyang Tande. Jadi siapapun nama beliau yang sebenarnya, anak keturunan beliau cukup melafalkan sebutan puyang Tande.
- Bahwa berdasarkan penuturan kata dari ibunda kami Nafisyah binti pugok Wakif, penulis memahami bahwa kami merupakan bagian dari anak keturunan puyang Tande, dari garis keturunan sebelah perempuan.
- Bahwa pohon Langsat yang tumbuh dekat makam puyang Tande dan pohon Binjai yang tumbuh dekat Danau Jambu Humbai, sebagai bukti sejarah bahwa beliau pernah ada dimuka bumi ini dan merupakan leluhur kita.
Anak keturunan puyang Tande, membentuk suatu komunitas kurung dahat, masyarakat desa Kurungan Jiwa "Jiwa Baru" kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim - provinsi Sumatera Selatan. Data ini kami himpun dari berbagai sumber, diantara dari Benson Wajedi bin Balkanor bin Syarkowi bin Sohar. Sohar anak dari Rianem binti Setajar bin Gemancang bin Sekalung bin Kerinci sebagai berikut :
- Puyang Sekalung bin Kerinci ( puyang Tande)
- Puyang Sekemban bin Kerinci (puyang Tande)
Komentar
Posting Komentar