Nama lengkap : Iskandar , sanak keluarga memanggil dengan sebutan : Kandar. Penulis memanggil dengan sebutan : Cak Iskandar. Lahir di desa Baru Lubai, kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim - provinsi. Sumatera Selatan, 9 Juli 1952. Merupakan anak ke-3 dari 11 bersaudara pasangan seorang ayah : M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan dan Ibu : Nafisyah binti pugok Wakif, cucung dari pasangan pugok Wakif dan nenek Mastinah . Ayah M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan adalah pegawai tentara Jepang ditugaskan pada Logistik dimarkas Karang Endah. Sejarah telah mencatat bahwa pasukan Jepang yang tergabung dalam Datasemen Sakaguci dan dipimpin oleh Mayor Jenderal Sakaguci Shizuo, ditugaskan untuk menduduki daerah Palembang dan sekitar. Pada tanggal 14 Februari 1942 pasukan Detasemen berhasil menduduki Palembang dan kemudian pasukan ini terus melaju kearah Karang Endah. Ayah M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan beherti dari pegawai tentara, setelah tentara jepang menyerah pada sekutu, setelah Bom atom di...
Nama lengkap : Amarullah Wanahi , sanak keluarga memanggil dengan sebutan : Amar, Am. Lahir di desa Baru Lubai, kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim - provinsi. Sumatera Selatan, 12 Januari 1961. Merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara pasangan seorang ayah : M. Ibrohim bin pugok Haji Hasan dan Ibu : Nafisyah binti pugok Wakif, cucung dari pasangan pugok Wakif dan nenek Mastinah . Kisah Pernikahan Amrullah Wanahi, menikah dengan seorang perempuan bernama Hatimah binti Muhammad Toha, 17 Juli 1984, di kelurahan Kedamian, kecamatan Tanjung karang Timur, kota Bandar Lampung, provinsi Lampung. Acara pernikahan hanya sederhana saja, tamu undangan yang hadir hanya keluarga terdekat saja. Kisah Pendidikan Pada tahun 1968 - 1970, Sekolah Dasar Negeri - desa Baru Lubai. Pada tahun 1971 - 1973, Sekolah Dasar - desa Datar Lebuai, lulus dengan predikat terbaik kedua. Melanjutkan pendidikan kejenjang SMP dari tahun 1975 - 1976, SMP Negeri Talang Padang, SMP Muhammadiyah 1 Tanjung kar...
Puyang adalah dialek masyarakat Sumatera Selatan untuk kata Poyang, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1991) yang artinya nenek moyang, datuk atau leluhur. Dalam mitologi masyarakat Sumatera Selatan, puyang bukan hanya diperuntukan bagi manusia, juga harimau sumatera atau satwa lainnya yang dipercaya memiliki kesaktian atau menguasai satu wilayah hutan dan rawa gambut. Kisah Puyang umumnya menampilkan tokoh dengan penampilan luar biasa. Keluarbiasaan biasanya ditandai dengan berbagai sifat yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, di antaranya berupa tampilan sebagai manusia dengan sifat-sifat yang diidam-idamkan, yang mengherankan, atau yang menakutkan. Namun kisah singkat puyang Kenaraf ini, tidak akan menampilkan citra seperti itu, penulis hanya ingin menggambarkan tentang seorang nenek moyang kita saja. Kepada sanak saudara, penulis memohon maaf dikarenakan tidak dapat menuliskan sejarah puyang Kenaraf, secara lengkap. Ada beberapa hambatan yang penulis hadapi sepert...
Komentar
Posting Komentar